- Advertisement -spot_img
HomeNasionalRI Waspada, Harga Minyak Ada yang Sudah Tembus US$ 100!

RI Waspada, Harga Minyak Ada yang Sudah Tembus US$ 100!

- Advertisement -spot_img



Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah dunia terus menunjukkan “keperkasaannya”. Sejak akhir Agustus lalu, harga minyak terus melaju tanpa henti. Bahkan, kini telah mencapai level tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

Meski untuk harga acuan minyak mentah dunia Brent pada perdagangan Selasa (19/09/2023) dibuka melonjak 0,24% ke level US$ 94,66 per barel, dan WTI berada pada level US$ 92,22 per barel, namun untuk beberapa jenis minyak lainnya kini justru ada yang telah tembus di atas US$ 100 per barel.

Mengutip Reuters, harga minyak Nigeria, Qua Iboe, sudah melampaui US$ 100 per barel pada Senin (18/09/2023), menurut data LSEG. Lalu, harga minyak mentah Tapis Malaysia mencapai US$ 101,30 pada pekan lalu, kata Bjarne Schieldrop, analis di Bank Swedia SEB, dalam sebuah laporan.

Lonjakan beberapa harga minyak yang telah melampaui US$ 100 per barel tersebut menandakan suplai minyak yang semakin menipis.

Minyak telah naik ke level tertinggi pada tahun 2023 karena investor fokus pada prospek defisit pasokan pada kuartal keempat setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan sebesar 1,3 juta barel per hari (bph) hingga akhir tahun 2023.

Keduanya merupakan produsen terbesar di kelompok OPEC+, yang sebagian besar anggotanya juga membatasi produksi.

“Situasi keseluruhannya adalah Arab Saudi dan Rusia memegang kendali kuat atas pasar minyak,” kata Schieldrop.

Adapun harga telah naik selama tiga minggu berturut-turut. Produksi minyak AS dari wilayah-wilayah penghasil serpih terbesar diperkirakan akan turun menjadi 9,393 juta barel per hari (bph) pada Oktober, level terendah sejak Mei 2023, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA) pada hari Senin. Hal itu akan membuat harga minyak jatuh selama tiga bulan berturut-turut.

Minyak berjangka Brent, patokan global, diperdagangkan setinggi US$ 94,89 pada hari Senin dan patokan terkait yang digunakan untuk memperdagangkan sebagian besar kargo fisik dunia, yang disebut Brent, berada tepat di atas US$ 96, menurut LSEG.

Qua Iboe, dan beberapa harga minyak mentah lainnya berbeda dari Brent, sudah berada di atas US$ 100 per barel karena didasarkan pada harga Brent ditambah selisih tunai atau premium, yang saat ini dinilai oleh LSEG sekitar US$ 4,25 per barel.

Schieldrop mengatakan, Brent kemungkinan besar akan bergerak di atas US$ 100 karena “hanya diperlukan kebisingan untuk membawanya ke atas.” Bank Swiss UBS bahkan melihat kontrak berjangka Brent mencapai tiga digit.

“Kami memperkirakan Brent akan diperdagangkan pada kisaran US$ 90 – US$ 100 selama beberapa bulan mendatang, dengan target akhir tahun sebesar US$ 95,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Rada Susah! Sri Mulyani Ungkap Ramalan Harga Minyak Cs 2024


(wia)




Source link

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here