RM.id Rakyat Merdeka – Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementerian Pertanian (Kementan) bekerjasama dengan Pemerintah Korea Selatan mengadakan kick meeting pilot project pada peramalan tanaman secara daring dan luring bertempat di kantor Pusdatin, Gedung Kementan, Jakarta (5/10).
Ada pun kegiatan pilot project pada peramalan tanaman ini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi peramalan tanaman yang efisien dalam memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.
Pertemuan dihadiri oleh pejabat dari Pusdatin Kementan, petugas dinas pertanian Subang, dan juga perwakilan mitra proyek dari perusahaan dan organisasi Korea seperti EGIS, Geospastial Information, Samboo dan Global Civic Sharing.
Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Roby Darmawan, menyatakan bahwa proyek ini mempunyai peran yang penting dalam pengumpulan data pertanian secara real–time melalui penggunaan teknologi informasi spasial dan teknologi canggih lainnya yang disediakan oleh perusahaan teknologi 3D GIS, EGIS Co., Ltd.
Baca juga : Bappenas Minta Peserta Pemilu Susun Program Sejalan RPJPN 2025 – 2045
“Kami akan menggunakan image dari drones dan citra satelit untuk menganalisis produksi tebu di 6 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat, dan implementasi proyek akan dilaksanakan mulai Agustus 2023 hingga November 2024, serta hasil dapat menjadi model untuk implementasi di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.
Proyek peramalan tanaman diimplementasikan oleh EPIS dibawah Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs, Korea Selatan dan Pusdatin Kementan.
Pilot project ini bertujuan untuk mengumpulkan data statistik pertanian melalui penggunaan fotografi digital, membangun database informasi digital mengenai luas tanaman berdasarkan informasi satelit, dan memberikan informasi mengenai tindak lanjut penanaman dan pemanenan tanaman, khususnya tebu.
“Selain itu, proyek juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pejabat statistik pertanian untuk memastikan bahwa informasi yang diberikan akurat dan dapat digunakan,” jelas Robi.
Baca juga : Relawan Sedulur Saklawase Pererat Basis Dukungan Lewat Kegiatan Positif
Dalam forum tersebut, Pemerintah Republik Korea menandatangani kontrak kerjasama dengan ASEAN Food Security Information System atau AFSIS pada tahun 2014-2016 untuk mendukung peningkatan informasi dan statistik pertanian di negara-negara ASEAN seperti Laos, Thailand, Filipina, Vietnam, Indonesia, dan Myanmar.
Indonesia merupakan negara kedua di lingkup ASEAN yang membangun database real-time peramalan tanaman dengan tujuan guna mendukung pencapaian ketahanan pangan.
Kerja sama proyek EPIS fase pertama di Indonesia telah dilaksanakan pada tahun 2016 untuk membangun sistem informasi produksi dan distribusi tebu di 12 provinsi dengan total 63 pabrik gula.
Fase kedua telah dilaksanakan tahun 2020-2021 untuk penyempurnaan sistem yang telah dibangun pada fase pertama, dimana untuk aplikasi input data yang semula berbasis android menjadi berbasis web.
Baca juga : Ganjar Berbincang Soal Ketahanan Pangan Dengan Petani Jakarta
Sementara untuk fase saat ini akan focus pada informasi peramalan data tebu, yakni untuk mempredisi produksi biomassa tebu yang akan dilaksanakan di 6 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.