MUSEUM Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta menggelar atrakci cuci helikopter, jumat (15/10). Kali ini helikopter NAS 332 Super Puma mendapat giliran untuk dicuci.
Helikopter buatan PT Dirgantara Mandala tahun 2001 dengan nomor registrasi H-3212 ini dicuci di halaman Muspusdirla di kompleks Lanud Adisutjipto di sisi barat.
Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Kolonel (SUS) Yuto Nugroho di sela-sela kegiatan mengungkapkan pencucian atau pembersihan ini merupakan salah satu bentuk merawat pesawat, di samping pengecatan ulang yang dilakukan berdasarkan prioritas.
Baca juga : SBY: Kesejahteraan Prajurit dan Pensiunan TNI Harus terus Ditingkatkan
“Secara berkala pesawat terbang koleksi Muspusdirla dicuci. Hal ini merupakan salah satu bentuk merawat pesawat, di samping pengecatan ulang yang dilakukan berdasarkan preoritas,” jelasnya.
Dikataan, pencucian pesawat Super Puma dilakukan karena pesawat heli salah satu koleksi museum sudah terlihat kotor karena banyak debu yang menempel. Hal itu juga akibat vmusim kemarau panjang.
Baca juga : Andika Perkasa Punya Perhatian pada Penyandang Disabilitas di Kalangan TNI
Pencucian Heli Super Puma H-3212 ini pun menjadi tontonan menarik pengunjung Muspusdirla. Salah satunya Herman. Mahasiswa dari perguruan tinggi swasta di Yogyakarta itu datang ke Muspusdirla bersama 2 temannya.
Momen pencucian heli serba guna lisensi Perancis itu diabadikan dengan kamera gawainya dari berbagai sudut. Sesekali, ia juga berpose di samping heli yang dulunya memperkuat Skadron Udara 6 Atang Sanjaya itu.
“Baru kali ini melihat (mencuci pesawat terbang). Manarik, bisa menjadi konten medsos,” aku Herman yang diamini teman-temanya.
Helikopter yang pernah ‘bertempat tingal’ di Skadron Udara 6 Atang Sanjaya itu sepanjang sejarahnya telah malang melintang di berbagai misi pengabdian dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) di seluruh penjuru Tanah Air.
Berbagai misi yang pernah diemban oleh pesawat NAS-332 Super Puma yang bernomor Reg H-3212 itu antara lain Operasi Pemulihan Keamanan di Nanggroe Aceh Darussalam, Penanggulangan Gempa dan Tsunami di beberapa daerah, seperti Aceh dan Nias, Gempa di Padang dan Yogyakarta serta Operasi Pangamanan Perbatasan Cendrawasih di Papua dan Operasi Pangamanan Perbatasan Kalimantan.
Kini, heli tersebut tinggal di Muspusdirla bersama 60 pesawat terbang lainnya yang pernah berdinas di TNI AU.
Muspusdirla, memiliki 61 koleksi pesawat terbang bersayap tetap (fix wing) maupun bersayap rotari (rotary wing) serta ribuan koleksi lainnya yang berupa senjata, pataka, seragam dan sebagainya. Bahkan, Muspusdirla juga menyimpan helikopter pertama di dunia yang berstatus sebagai helikopter kepresidenan dan pernah menerbangkan Presiden Soekarno. (Z-5)