Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi santai pelemahan rupiah atas dolar AS dalam 5 bulan terakhir ini.
“Pertanyaannya terbalik, harusnya ditanya ke Washington, kenapa US dolar kuat? Karena ini US dolar (yang) kuat,” kelakar Airlangga usai menghadiri HSBC Summit 2023 di The St Regis, Jakarta Selatan, Rabu (11/10).
“Isunya US dolar kuat terhadap berbagai currency, termasuk Jepang. Jadi kita tenang-tenang saja, yang penting kita jaga fundamental ekonomi kita baik,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga juga menekankan inflasi Indonesia masih cukup baik, di mana data September 2023 lalu di level 2,28 persen. Sementara, imported inflation masih harus dilihat perkembangannya ke depan.
Ia menegaskan beberapa komoditas, seperti harga minyak masih relatif terkendali. Airlangga juga berjanji pemerintah akan terus memperhatikan fluktuasi yang terjadi di masa mendatang.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam tren pelemahan sejak Mei 2023 hingga sekarang. Pada 2 Mei 2023, rupiah berada di posisi Rp14.714 per dolar AS, lalu melemah ke Rp14.994 pada 31 Mei 2023.
Kemudian, pada 30 Juni nilai tukar rupiah kembali turun menjadi Rp15.066 per dolar AS. Namun, rupiah sempat kembali menguat ke posisi Rp15.080 per dolar AS pada 31 Juli 2023.
Selanjutnya, nilai tukar rupiah anjlok lagi ke posisi Rp15.230 per dolar AS pada 31 Agustus 2023. Nilai tukar rupiah kembali melemah ke posisi Rp15.460 pada 29 September 2023.
Per hari ini, rupiah dibuka menguat tipis 6 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp15.732 per dolar AS.
(skt/sfr)
