Pejabat Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat belum melihat adanya indikasi akan adanya kekerasan di AS setelah muncul seruan hari kemarahan pada Jumat (13/10), yang disampaikan oleh mantan pemimpin kelompok militan Hamas. Meskipun begitu, mereka tetap khawatir bahwa tampilan gambar dan propaganda, bisa dengan cepat mengubah keadaan menjadi suatu ancaman.
Sejumlah badan penegak hukum federal dan penegak hukum negara-negara bagian di AS telah meningkatkan pengamanan di sekitar tempat ibadah dan tempat-tempat lain, sebagai tanggapan atas permohonan mantan pemimpin Hamas, Khaled Mashaal, agar umat Islam “bergabung dalam pertarungan” dan menyampaikan “pesan kemarahan” untuk mendukung aksi perjuangan kelompok itu melawan Israel.
Namun Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS), pada Kamis (12/10) malam, mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa kekerasan akan terjadi.
“DHS dan mitra intelijen kami saat ini tidak memiliki informasi intelijen khusus dan kredibel, yang menunjukkan potensi ancaman terhadap AS yang berasal dari serangan teroris Hamas di Israel saat ini,” kata seorang pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya kepada wartawan.
“Jika ada informasi yang berkembang yang mengharuskan kami menyesuaikan tindak keamanan untuk melindungi tanah air, tentu saja kami siap melakukannya,” kata pejabat itu.
Meskipun kurangnya informasi intelijen, banyak lembaga penegak hukum, termasuk lembaga yang melindungi Gedung Konggres AS, Capitol, tidak ingin mengambil risiko.
“Akan ada peningkatan pengamanan dan aktivitas di area Gedung Capitol dalam beberapa hari ke depan,” menurut sebuah memo yang ditulis oleh petugas keamanan Gedung Capitol William McFarland yang beredar pada Kamis, seperti dikutip oleh Axios.
“Dalam masa peningkatan kewaspadaan ini, akan ada peningkatan keamanan yang terlihat dan tidak terlihat, termasuk pembatasan di Capitol Plaza,” kata memo itu, mengutip seruan di media sosial dan platform lain tentang “Hari Kemarahan.”
Departemen kepolisian di New York dan Los Angeles juga memerintahkan seluruh personel untuk mengenakan seragam dan berpatroli, jika mungkin terjadi insiden. [ps/rs]