Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kaget ada apalikasi yang memiliki data 123 juta warga Indonesia. Data tersebut diperoleh hanya dalam hitungan bulan.
“Artinya apa? perilaku konsumen kita sudah dipegang. Moodnya mau kemana sudah dipegang, arahnya mau ke mana sudah bisa ditebak,” ujar Presiden Jokowi saat memberikan arahan kepada peserta PPSA XXIV dan Alumni PPRA LXV 2023 Lemhanas, di Istana Kepresidenan, Rabu, 4 Oktober 2023.Â
Presiden juga menyebut apalikasi terkait melakukan tindakan predatory pricing atau menjual rugi secara ekstrim. Pasalnya, ia melihat ada kaos yang dijual dengan harga murah hanya Rp5000.
Baca juga: Mengenal Doxing dan Hukumnya di Indonesia
“Sudah mulai bakar uang, yang penting menguasai data, menguasai perilaku,” tuturnya.Â
Selain itu, Presiden menyebut barang yang dijual di aplikasi bukan dari dalam negeri. Presiden menilai pemerintah dan masyarakat telat menyadari adanya tindakan penjajahan di era modern ini.
Baca juga: Lawan dengan Pemikiran, bukan Buka Data Pribadi
Oleh karenanya, Presiden ingin regulasi perdagangan digital, pembayaran digital, hingga keamanan data dapat segera dibentuk. Sehingga kedaulatan digital Indonesia dapat terlindungi.
“Saya sampaikan regulasinya ini yang harus mengejar (kemajuan teknologi),” bebernya.
(Z-9)