Untuk pasien kanker, obat-obatan diberikan dalam uji klinis dapat membantu menyelamatkan atau memperpanjang nyawa.
Namun meskipun demikian ribuan uji coba di Amerika Serikat setiap tahun saja 3% hingga 5% pasien yang memenuhi syarat mendaftar dalam penyelidikan pengobatan baru.
Triomics, sebuah startup AI generatif, mengklaim bahwa hal ini dapat secara signifikan mengurangi waktu yang dibutuhkan dokter untuk mencocokkan pasien dengan uji coba.
Rekomendasi dokter sering kali menjadi kunci untuk mendaftarkan pasien. Namun, ahli onkologi dan perawat yang sibuk sering kali kekurangan waktu untuk mempelajari semua uji klinis yang mungkin tepat untuk pasien mereka.
Saya bukan seorang dokter, jadi saya tidak tahu tentang tantangan sehari-hari staf medis onkologi. Namun sayangnya saya mengetahui dari pengalaman pribadi betapa sulitnya menemukan uji klinis untuk pasien kanker. Saya telah menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempelajari Clinicaltrials.gov, sebuah situs web dan database yang berisi daftar ribuan uji coba yang sedang berlangsung ketika ayah saya sakit. Dan pada bulan Maret, saya menghabiskan setengah hari Sabtu mencoba mencari uji klinis untuk seorang teman yang menderita kanker stadium IV. Dokternya hanya menawarkan satu kali percobaan, jadi dia bertanya apakah ada pilihan lain.
Karena sebagian besar uji klinis memiliki kriteria yang kompleks, sering kali terdapat lusinan faktor seperti stadium kanker, mutasi, dan pengobatan sebelumnya untuk memenuhi syarat. Staf medis sering kali memerlukan waktu berjam-jam untuk meninjau rekam medis pasien secara manual guna menemukan uji klinis yang sesuai. Namun karena kurangnya tenaga profesional onkologi, banyak pasien kanker tidak ditawarkan untuk berpartisipasi atau melewatkan masa kelayakan mereka.
Perusahaan ini didirikan oleh mantan peneliti bioteknologi MIT Sarim Khan dan ilmuwan AI di Adobe, Hrituraj Singh. Pasangan ini, yang telah berteman sejak kuliah, memutuskan untuk membangun Triomics pada tahun 2021 setelah menyadari bahwa kemajuan dalam AI generatif dan LLM dapat membantu mengekstraksi data dari catatan kesehatan elektronik (EHR) untuk membantu menemukan uji klinis yang sesuai untuk pasien kanker dalam hitungan menit, bukan jam. .
Khan dan Singh memasuki kombinator Y pada musim dingin tahun 2021 dan mulai mengerjakan LLM yang dibangun khusus untuk pusat kanker dan departemen onkologi dalam sistem rumah sakit.
Tiga tahun kemudian, Triomics mengatakan enam pusat kanker dan rumah sakit secara aktif menggunakan atau menguji coba LLM-nya, dan berencana untuk menggandakan jumlah tersebut pada akhir tahun. Dan kini perusahaan telah mengumpulkan $15 juta Seri A dari Lightspeed, Nexus Venture Partners, General Catalyst, dan Y Combinator untuk membantunya terus mengembangkan platformnya dan meluncurkannya ke pelanggan baru.
Meskipun mengurangi waktu yang dibutuhkan pasien untuk dicocokkan dengan uji klinis mungkin tampak seperti penerapan perangkat lunak Triomics yang paling berharga, Khan mengatakan bahwa Triomics lebih dari sekadar perusahaan uji klinis. “Dokter menggunakannya untuk beberapa kasus penggunaan berbeda yang dapat saya teruskan,” katanya.
Setelah LLM Triomics, yang oleh perusahaan disebut OncoLLM, “membaca” rekam medis pasien, data tersebut dapat digunakan untuk membantu mempersiapkan dokter dan staf medis lainnya untuk kunjungan pasien atau untuk mengirimkan data kanker dengan rincian organ yang terkena dampak dan tahap perkembangannya. kepada badan pengatur negara.
Tentu saja, Triomics tidak sendirian dalam menangani bidang ini. Startup lain yang melakukan pencocokan uji klinis AI antara lain Deep 6 AI, QuantHealth, Trajectory
Namun Khan yakin Triomics adalah salah satu dari sedikit startup yang memproses kumpulan data dalam jumlah besar khusus untuk pusat kanker.